Feeds:
Posts
Comments

Kalau kita jalan-jalan ke desa, maka secara naluriah kita akan dapat membedakan mana orang kaya dan mana orang yang miskin.  Dan secara naluri juga, kita akan menghormatinya secara lebih tinggi di bandingkan dengan orang biasa, apalagi miskin.  Jika dengan orang yang kaya kita akan bicara secara hati-hati (takut salah), meski sebenarnya tidak akan terjadi apa-apa.  Sebaliknya bila kita bicara dengan orang miskin kita cenderung bicara seenaknya dan sekenanya tanpa ada rasa takut salah omongan. Berhadapan dengan orang kaya, kita cenderung manut dengan apa yang dia katakan dan inginkan, sebaliknya dengan orang miskin kita cendering menolak atapun berseberangan pendapat, bahkan cenderung memerintah mereka.  Dan si miskinpun cenderung menghormati kita, bila kita tampak kedudukannya lebih tinggi dari mereka.   Gambaran tersebut, tentunya tidak hanya kita jumpai di daerah-daerah atau di desa-desa, tetapi banyak terjadi juga di seluruh negeri yang kita cintai ini. Ini terjadi secara naluriah dan mungkin tidak di Indonesia saja, tetapi di seluruh dunia.

Berkaca dari hal tersebut saya menyaksikan tampaknya ada yang salah di negeri ini.   Di satu sisi, kita ingin tampak sebagai orang kaya (atau ingin di akui sebagai orang kaya).   Tapi sebagian besar dari kita berkelakuan seperti orang miskin, lemah dan butuh bantuan!   Dan tampaknya kita ini mudah di bodoh-bodohi orang lain! Tidak percaya?   Ingin contoh?   Coba saja anda jalan-jalan ke pasar tradisional.   Baik yang kaya maupun yang miskin, kalau kalau beli sayuran pasti nawar!   Padahal 1 kg tomat paling banter Rp. 10rb!   Dan untuk 1 keluarga kita paling beli ½ kg. Cabai ½ kg paling 10 kg, dan itu juga tidak mungkin kita habiskan dalam 1 hari.   Begitu juga dengan barang-barang yang lain, beras, telor, minyak, pakain, sepatu, tas dlll.   Seolah-olah kita akan kehabisan uang bila kita tidak menawarnya (inilah sifat orang miskin yang takut besok tidak bs beli makanan).   — Dapatkah kita membayangkan, bagaimana sayur-sayuran terebut bisa sampai ke pasar? Para petani harus banting tulang supaya panennya bisa berhasil. Para pengumpul harus naik angkutan malam-malam dalam mobil pick up terbuka, para pedagang harus pagi-pagi sekali ke pasar supaya bs memperolh sayuran yang segar dst.

Nah sekarang kita jalan-jalan ke Mall, coba kita mampir ke kasir.   Apakah diantara kita ada yang berani menawar? Padahal harga-harga di sini pasti jauh lebih mahal dari pada di pasar tradisional. Inilah yang saya sebut dengan bersikap/berkelakuan sebagai orang miskin.   Tidak itu saja, coba saja seandainya diumumkan di balai desa, bahwa akan ada pembagian uang sebesar Rp. 500rb, bila tidak diambil, maka haknya akan diberikan kepada fakir miskin?   Saya jamin hanya sebagian kecil yang tidak diambil.   Apa yang ada di dalam benak kita? Lumayan bisa buat biaya transport ke kantor 1 bulan. Parahnya lagi, lumahan basa buat biaya bensin mobil 1 minggu…   Adakah dalam pikiran kita uang ini lebih baik tidak kita ambil, karena akan lebih berguna baik fakir miskin. Ini berarti menunjukkan bahwa di dalam diri kita masih tertanam naluri sebagai orang miskin. Kita merasa masih membutuhkan bantuan orang lain dari pada membantu orang lain. Kita mudah di perdaya oleh orang yang dianggap lebih kaya.

Secara kenegarawananpun, jiwa ini akan berpengaruh pada jabatan yang kita pegang.   Kita ingat bagaimana ketika salah satu pulau kita dicaplok negara lain?   Kita bisa berbuat apa?   Kita ingat juga ketika kapal negara tetangga minginjak-injak laut kita? Apa yang kita lakukan, itu karena kita merasa lemah dan miskin.. kita ingat juga ketika Timor timur di referendum? Kita bisa berbuat apa?   Itu karena kita merasa lemah dan miskin, dan itu semua sudah tertanam dalam jiwa kita sejak lama.   Hal ini sebetulnya sudah disadari oleh para pejuang kita, dan puncaknya pada masa Presiden RI Pertama Ir. Soekarno. Soekarno ditakuti dan disegani oleh para negarawan lain, karena merasa dirinya kaya dan kuat (meski baru merdeka dan suasana dalam negeri yang berantakan).   Perasaan inilah yang membuatnya di segani ditakuti, baik lawan maupun kawan. Mungkin Malaysia tidak akan gegabah seperti di atas jika soekarno masih hidup! Tapi tampaknya ada yang mencoba menenggelamkan lagi perasaan kaya dan kuat ini, sehingga bangsa ini kembali seperti ini lagi (MISKIN dan LEMAH).

Negara kita ini sebenarnya negara yang kaya, di laut kita punya ikan, terumbu karang, minyak, dan wisata laut. Di darat kita punya minyak, batubara, gas, panas bumi, tenaga surya, tenaga panas bumi, tenaga air, kayu, lahan yang masih luas dan bisa tanaman apa saja, tempat wisata kita sangat melimpah dan banyak, biodiversity kita sungguh gila-gilaan, supplai tenaga kerja kita melimpah dan cerdas-cerdas, konsumsi kita tinggi, baik impor maupun lokal. Tentara kita kuat, cerdas, melimpah. Rakyat kita mudah dipanggil untuk bela negara. Nah apakah kita masih merasa MISKIN dan LEMAH dan merasa bahwa negara lain lebih KAYA dan KUAT?

Mari kita berkaca pada Iran dan Korea Utara. Negara-negara ini merasa bahwa mereka adalah kuat. Meskipun barat menuduh dengan tuduhan yang belum terbukti bahwa Iran memiliki senjata nuklir, setidaknya Iran merasa bahwa dirinya kaya (akan minyak) dan kuat, kepemimpinan seperti Ahmad Dinejad dan Kim Jong Un inilah yang mungkin sedang kita butuhkan saat ini. Sebagai mana kepemimpinan Ir. Soekarno, yang merasa bahwa kita adalah bangsa yang Kaya dan Kuat, sehingga tidak mudah diutak-atik oleh bangsa lain..

Beberapa ahli  memang tidak menganjurkan menggunakan mikoriza untuk tanaman padi sawah.  Hal ini disebabkan oleh harganya yang masih tergolong mahal, ditambah dengan efektifitasnya menginokulasi tanaman yang sulit dilakukan.  Selain itu kondisi sawah yang tergenang juga diduga akan mematikan cendawan mikoriza yang sudah menginfeksi tanaman.   Namun dengan teknik yang benar,kondisis ini dapat diminimalisir.   Dari beberapa kali pengujian di lapangan, hasilnya menunjukkan, penggunaan Pupuk Hayati Pengurai P (Mikoriza) dan Penambat N (Native) di lahan sawah ternyata memberikan dampak positif.  Pengujian  lapangan ini dilakukan pada Sawah Padi Organik di Desa Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat dan masih berjalan hingga sekarang.  Pengamatan sementara, menunjukkan tanda-tanda yang positif pada tanaman padi organik yang diberikan Mikoriza dan Native, yaitu :

  1. Adaptasi tanaman menjadi lebih baik waktu pemindahan bibit dari pesemaian ke lahan sawah.
  2. Peningkatan jumlah anakan tanaman padi.
  3. Peningkatan luas permukaan akar.
  4. Peningkatan luas permukaan daun.
  5. Pembungaan, lebih cepat dari pada umumnya (mulai umur 45 hari).
  6. Ketahanan padi terhadap hama lebih baik.

Berikut data-data Uji Lapangan yang dilakukan di Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat :

  1. Nama Petani                      : Anwar
  2. Umur                                    : 45 th
  3. Luas Sawah                         : 3000 m2
  4. Jenis Padi                            : Mentik Wangi
  5. Pupuk yang digunakan
  • Bokhasi        : 1,5 ton
  • Mikoriza       : 2 kg
  • Native           : 1 ltr

Obat-obatan  dan lain-lain

Buah Maja, bawang putih

Teknik aplikasi Mikoriza dan Native Pada Padi Organik :

Di pesemaian :

Sebelum di olah, lahan dipupuk dengan bokhasi.   Setelah pesemaian siap, semprot dengan Pupuk Penambat N dengan dosis 10ml/ltr air, kemudian taburkan benih yang sudah disiapkan.  Sehari setelah penaburan benih, taburkan Mikoriza (2 kg), kondisi lahan dalam keadaan macak-macak.

Di lahan yang siap di tanam :

Sebelum diolah, sawah dipupuk dengan bokasi (1,5 ton).  Setelah lahan siap, lahan disemprot lebih dahulu dengan Native dosis 10ml/ltr air, sebelum tanam.  Penyemprotan di ulang tiap 10 hari dengan dosis yang sama.

Sabtu, 2 Oktober 2010 terjadi lagi kecelakaan kereta api yang hingga merenggut nyawa 36 jiwa (pada saat saya menulis tulisan ini), dan puluhan orang luka berat dan ringan.  Kecelakaan ini merupakan titik puncak

Oleh Kabelan Kunia
Artikel ini telah dimuat di Harian Pikiran Rakyat, Kamis 29 September 2009

Pupuk hayati (biofertilizer) adalah bahan penyubur tanah yang mengandung mikroorga-nisme atau sel hidup dalam keadaan dorman yang berfung-si untuk meningkatkan keterse-diaan unsur hara guna mendu-kung pertumbuhan tanaman. Beberapa jenis mikroba yang umum digunakan antara lain mikroba penambat unsur nirogen, mikroorganisme pela-rut fosfat, dan mikrooganisme penghasil hormon tumbuh.

Di samping itu ada jenis mikroba dari golongan jamur yang disebut mikoriza ditemukan sebagai sumber biofertilizer potensial yang dapat meningkatkan produktivitas budidaya tanaman. Biofertilizer atau pupuk hayati semacam ini bersifat ramah lingkungan dan dapat mempertahankan kualitas tanah secara berkelanjutan.

Mikoriza mempunyai peran dalam mempercepat suksesi pada habitat yang terganggu secara ekstrem. Mikoriza yang menginfeksi akar tanaman berperan dalam perbaikan nutrisi tanaman dan meningkatkan pertumbuhan, karena hifa yang menginfeksi akar mempunyai kemampuan yang tinggi dalam meningkatkan kapasitas penyerapan unsur hara fosfat, nitrogen, sulfur, seng, dan unsur esensial lainnya. Dengan adanya mikoriza, laju penyerapan unsur hara oleh akar bertambah hampir empat kali lipat dibandingkan dengan perakaran normal, demikian juga luas penyerapan akar makin bertambah hingga 80 kali.

Mikoriza berperan juga sebagai bio-protektor terhadap patogen tanaman, bio-remediator bagi tanah-tanah yang tercemar dan membantu pertumbuhan tanaman pada tanah yang tercemar.

Jamur mikoriza merupakan asosiasi antara tanaman dan cendawan yang memiliki sifat dan peran yang unik bagi tanaman, manusia, dan lingkungan hidup. Asosiasi ini diketahui memiliki fungsi yang menguntungkan tanaman simbionnya.

Manfaat

Tanaman yang bermikoriza dapat menyerap pupuk fosfat lebih tinggi hingga 10-27 persen dibandingkan dengan tanaman yang tidak bermikoriza, yaitu 0.4-13 persen. Penelitian terakhir pada beberapa tanaman pertanian bahkan dapat menghemat penggunaan pupuk nitrogen hingga 50 persen, pupuk fosfat sebesar 27 persen dan pupuk kalium mencapai 20 persen.

Manfaat lainnya yaitu akar yang bermikoriza lebih tahan terhadap patogen akar karena lapisan mantel (jaringan hypa) menyelimuti akar sehingga melindungi akar. Di samping itu, beberapa mikoriza menghasilkan antibiotik yang dapat menyerang bakteri, virus, jamur yang bersifat patogen. Suatu penelitian lain menunjukkan bahwa penggunaan mikoriza dapat mengendalikan serangan nematoda bengkak akar Meloidogyne spp. pada tanaman tomat dengan jumlah takaran 2.00 gram.

Jamur super ini berperan terutama dalam memperbaiki struktur tanah dengan menyelimuti butir-butir tanah. Stabilitas agregat meningkat dengan adanya gel polisakarida yang dihasilkannya. Karena bukan bahan kimia pupuk ini aman bagi lingkungan.

Yang paling luar biasa adalah pemupukan dengan mikoriza cukup sekali untuk seumur tanaman. Mikoriza merupakan mahluk hidup, maka sejak berasosiasi dengan akar tanaman jamur ini terus berkembang dan selama itu pula berfungsi membantu tanaman.

Nuhamara, seorang peneliti di Jepang mengatakan, sedikitnya ada lima hal yang dapat membantu perkembangan tanaman dari adanya mikoriza ini, yaitu mikoriza dapat meningkatkan absorpsi hara dari dalam tanah, mikoriza dapat berperan sebagai penghalang biologi terhadap infeksi patogen akar, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap kekeringan dan kelembapan yang ekstrem, meningkatkan produksi hormon pertumbuhan dan zat pengatur tumbuh lainnya seperti auxin, serta menjamin terselenggaranya proses biogeokemis.

Adanya mikoriza, resitensi akar terhadap gerakan air menurun, sehingga transfer air ke akar meningkat. Keberadaan mikoriza menyebabkan status P tanaman meningkat, sehingga menyebabkan daya tahan terhadap kekeringan meningkat pula.

Adanya hifa eksternal menyebabkan tanaman bermikoriza lebih mampu mendapatkan air daripada yang tidak bermikoriza. Tetapi jika mekanisme ini yang terjadi berarti kandungan logam-logam lebih cepat menurun. Penemuan akhir-akhir ini yang menarik adanya hubungan antara potensial air tanah dan aktivitas mikoriza.

Pada tanaman bermikoriza jumlah air yang dibutuhkan untuk memproduksi 1 gram bobot kering tanaman lebih sedikit daripada tanaman yang tidak bermikoriza.

Tanaman mikoriza lebih tahan terhadap kekeringan karena pemakaian air yang lebih ekonomis. Pengaruh tidak langsung karena adanya miselin eksternal menyebabkan mikoriza efektif dalam mengagregasi butir-butir tanah sehingga kemampuan tanah menyimpan air meningkat. Aplikasi mikoriza akan membantu proses penyerapan air yang terikat cukup kuat pada pori mikro tanah, sehingga panjang musim tanam tanaman pada lahan kering diharapkan dapat terjadi sepanjang tahun.

Aplikasi

Pupuk mikoriza umumnya berupa spora dan potongan akar yang terinfeksi jamur dan dicampur dengan zeolit sebagai media pembawa. Penggunaan mikoriza efektif digunakan pada saat tanaman masih di persemaian, di mana akarnya belum mengalami penebalan. Pada kondisi seperti ini peluang mikoriza akan lebih besar untuk menginfeksi akar tanaman. Pemberian mikoriza diberikan dengan cara menaburkannya pada lubang sebelum penanaman, menempelkan pupuk/akar terinfeksi pada akar tanaman muda atau mencampur mikoriza pada tanah untuk pembibitan tanaman.

Pada tanaman tebu misalnya, cara aplikasi pupuk mikoriza terbaik dengan cara dicampur dengan pupuk dasar. Takaran pupuk mikoriza yang diberikan adalah 8 ku/ha di tanah dengan P tersedia rendah atau hanya 4 ku/ha di tanah dengan P tersedia tinggi. Pemakaian pupuk mikoriza ternyata dapat mengurangi penggunaa pupuk SP-36 sebesar 25 – 50 %.

Kondisi lingkungan tanah yang cocok untuk perkecambahan biji akan mendukung pula untuk perkecambahan spora mikoriza. Jamur mikoriza mempenetrasi epidermis akar melalui tekanan mekanis dan aktivitas enzim dan selanjutnya tumbuh menuju korteks. Pertumbuhan hifa secara eksternal terjadi jika hifa internal tumbuh dari korteks melalui epidermis. Pertumbuhan hifa secara eksternal tersebut terus berlangsung sampai tidak memungkinnya untuk terjadi pertumbuhan lagi. Bagi jamur mikoriza, hifa eksternal berfungsi mendukung fungsi reproduksi serta untuk transportasi karbon serta hara lainnya ke dalam spora, selain fungsinya untuk menyerap unsur hara dari dalam tanah untuk digunakan oleh tanaman.

Suhu yang relatif tinggi dapat meningkatkan aktivitas mikoriza. Pada daerah tropika basah seperti Indonesia, hal ini menguntungkan. Suhu optimum untuk perkecambahan spora sangat beragam tergantung jenisnya. Pada umumnya infeksi oleh cendawan mikoriza meningkat dengan naiknya suhu. Suhu yang tinggi pada siang hari (35°C) tidak menghambat perkembangan dan aktivitas fisiologis mikoriza. Peran mikoriza hanya menurun pada suhu di atas 40°C. Jadi, suhu bukan merupakan faktor pembatas utama dari aktivitas mikoriza. Justru sebaliknya, suhu yang sangat tinggi akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman inang.

Pemanasan global

untitled-5Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.

Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, “sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia”[1] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.

Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.[1] Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.[1] Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.

Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim,[2] serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.

Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca

Di sunting dari : http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global

Hari minggu kayaknya enak nih jalan-jalan ke Pekan Raya Jakarta (PRJ). Ok. Semua siap-siap berangkat habis ashar. Berangkatlah kita smua, aku, ipar dan keponakan2 habis sholat ashar. Sampai di kemayoran sudah jam 16.45. Wah, keponakan dan ipar yang sudah bertahun-tahun enggak ngliat PRJ, sudah seneng banget. Bercanda-canda ke sana-sini. Membayangkan apa yang mau dilihat di PRP.

Tapi, jalan masuk ke PRJ kok macet ya? Yah, paling habis maghrib bisa masuk. Tapi sudah jam 19.00, kok masih blum bisa masuk. Capek buanget! Jam 19.55 baru bisa parkir. 3 JAM LEBIH UNTUK BISA MASUK KE PRJ!!!! Busyet..

Biar capek, tetep semangat, karena sudah sampe. Masuklah ke Hall A, kok sama sperti di Mall ya? ga adaa bedanya, keluar Hall, counter motor, yah sama aja. Jalan trus sampe capek. Makan di Food counter. Makan nasi goreng. Harganya Rp. 18 ribu, aku berdua aja ah ma ipar, brnkali porsinya banyak. Naah pesanan datang. Lho porsinya kok dikit, ini sih bwt keponakan jg kurang??? yaah masih laper jug. Biarin ja.

jalan lagi ke komputer, tapi tuh konter2 dah mw tutup. Jd pulang aja ah. Dah capek banget. Ponakan jug sdh ga smangat. Waktu plg, itu yang jwl kerak tlor di luar, kok banyak amat ya. jejer2. di tempat parkiran. Tapi kok ga ada yang beli?? Kasihan tu, dah tempatnya gelap2. Ga laku lagi???

Dulu, kayaknya kerak telor jadi ciri khas PRJ (dan jadi idola para pengunjung)? Tapi sekarang, kayaknya kok beda ya? kayaknya jadi pedagang yang dipinggirkan. Gak kuwat bayar konter di dalam ya Bang? Jadi pingin tahu brapa sih sewa konter di dalam (Brapa juga sewa tempat diparkiran (di luar ya)). kayaknya yang beli paling sopir, tukang parkir, tukang jaga dll. Pingin sih beli, tapi dah capek smua nih.

Yang pasti, tahon depan kayaknya mikir dulu deh kalo ke PRJ. Smua kayaknya setuju, mending jalan-jalan ke Lampung. Semuanya juga stuju..

Kerak Telor….r . Kasihan Kerak Telor….Di Gusur Aja Kerak telor…Biar gak ketipu, sudah kluar modal…

Untuk mengurangi ketergantungan urea maka perlu diketahui beberapa hal, yaitu :

1.

Harus kita sadari bahwa tanah kita saat ini sudah rusak, yaitu dengan hilangnya beberapa mikroba dalam tanah

2.
Penyebab matinya mikroba antara lain karena pemakaian pupuk kimia secara berlebih, pemakaian pestisida dan herbisida

3.
Bahwa mikroba/jasad renik diperlukan oleh tanah dan tanaman, karena mahluk kecil tersebut akan menguraikan sisa-sisa makanan, membantu pembusukan sisa-sisa organisme tumbuhan. Ada juga mikroba yang hidupnya menempel di akar dan melakukan hubungan simbiosis mutualisme dengan akar tanaman. Mikroba ini akan membantu akar tanaman menguraikan makanan dari tanah. Dan hampir sebagian besar tanaman memerlukan mikroba ini

Dalam upaya mengurangi ketergantungan pupuk, maka pupuk-pupuk yang diperlukan sebagai berikut :

1. Urea 100 kg (untuk 1 ha)

2. Pupuk hayati yang mengandung mikroba mychoriza

3. Pupuk hayati yang mengandung rhizobium

3. Kompos

4. Zeolite aktif

5. Pupuk Cair

Bagaimana perbandingan dengan pupuk konvensional

Jenis pupuk
Konvensional
Baru
Qty
Rp
Qty
Rp
Urea
350 kg
525.000
100 kg
150.000
SP
150 kg
300.000
50 kg
100.000
KCl
30 kg
150.000
30 kg
150.000
Pupuk Michorizae
1 kg
75.000
Pupuk Rhizobium
1 kg
75.000
Kompos
1 ton
150.000
Zeolit Aktif
200 kg
200.000
Pupuk Cair
3 ltr
90.000
975.000
990.000

Asumsi harga :

Urea
Rp. 1.500/kg
SP 36
Rp. 2.000/kg
KCl
Rp. 5.000/kg
Pupuk Micorhizae
Rp. 75.000/kg
Pupuk Rhizobium
Rp. 75.000/kg
Kompos
Rp. 150/kg
Zeolit Aktif
Rp. 1.000/kg
Pupuk Cair
Rp. 30.000/ltr

Nah sekarang bagaimana aplikasinya ?

1. Pada saat di pembenihan

Tiga hari setelah benih disebar di pesemaian, maka sebarlah 1 kg Pupuk Micorhizae dan Rhizobium. Tetapi sebelum pupuk disebar, maka buanglah air dipesemaian hingga kering. Untuk selanjutnya bila mengairi pesemaian, sebaiknya jangan terlalu dalam airnya. Ini untuk menghindari matinya mikroba yang sudah kita sebar.

Pertanyaan yang sering timbul, adalah bagaimana mungkin 2 kg pupuk digunakan untuk 1 ha sawah?

Pupuk hayati (mikroba) adalah pupuk yang dapat berkembang biak sendiri. Pupuk ini bila sudah bertemu dengan inangnya (tempat hidupnya) akan berkembang biak dengan cepat. Inang mikroba Micorhiza dan Rhizobium adalah akar tanaman. Micorhiza adalah bersimbiosis dengan akar tanaman. Mikroba ini senang sekali menumpang di akar tanaman, di sisi lain mikroba ini akan menarik/makan unsur pohspat yang tidak dapat di serap tanaman, hasil sekresi dari mikroba ini adalah phosfat yang dapat diserap tanaman. Demikian pula dengan Rhizobium, Rhizobium adalah bakteri yang dapat makan Nitrogen dari Udara (padahal kandungan udara kita lebih dari 70%, sayangnya Nitrogen ini tidak dapat diserap tanaman secara langsung). Hasil sekresi dari mikroba ini adalah Nitrogen yang dapat diserap tanaman. Semakin banyak mikroba ini di akar tanaman, maka akan semakin tercukupi pula kebutuhan N tanaman. Dengan demikian maka jumlah Urea dan Phospat dapat dikurangi hingga 70%.

Sebarkan pula pupuk urea secukupnya, kurang lebih 10 kg.

2. Pada saat tanam

Sebelum tanam, sebar terlebih dahulu kompos sebanyak 1 ton. Kompos ini sangat bermanfaat sebagai sumber makanan untuk mikroba, dan juga sumber hara untuk tanaman.

Setelah tanaman berumur 3-5 hari taburkan 50 kg pupuk urea, 30 kg SP36 dan 20 kg KCl dan 100 kg zeolit aktif yang dicampur rata. Zeolit aktif ini sangat bermanfaat untuk menahan pupuk supaya tidak hanyut karena air, dan menguap dan terdekomposisi oleh tanah. Dari hasil penelitian, pemberian ini dapat menekan kehilangan pupuk sebesar 70%. Selain itu pupuk menjadi lebih awet.

Setelah umur 7-10 hari semprot dengan pupuk cair, untuk membantu pertumbuhan.

Umur 15-20 hari, sebarkan dengan pupuk yang masih ada, dengan cara dicampurkan seperti di atas.

Setelah umur 25-30 hari semprot dengan pupuk cair. Bisa dija dicampur dengan pestisida fungisida sesuai dengan keinginan anda. Hanya kami sarankan, jangan berlebih dalam menggunakan pestisida dan herbisida, sebab tanaman yang ditanam dengan cara di atas akan lebih tahan terhadap hama dan penyakit tanaman.

Selamat mencoba..

Salam

Meningkatkan produktivitas merupakan pekerjaan gampang-gampang susah. Gampang karena sebetulnya kita mengetahui yang mempengaruhi hasil produksi. Susah, karena kita tidak bisa mengendalikan semua faktor-faktor tersebut.

Beberapa faktor yang mempengaruhi produksi hasil pertanian diantaranya :

Continue Reading »

Tertipu lagi…

Tertipu lagi, tertipu lagi..

Tanggal 4 September, 400 lebih petani dari Desa Grabag Purworejo mengamuk dan menuntut ganti rugi Rp. 22,6 miliar atas kegagalan panen karena menggunakan bibit Super Toy HL-2. Sudah dua kali ini Lembaga Keprisedan RI tertipi lagi. Dulu ada blue energi yaitu biang minyak dari bahan baku air. Sekarang ada bibit padi yang katanya mampu menghasilkan gabah hingga 15 ton per ha. Parahnya sekarang sumber penipunya adalah seorang petani yang bernama Tuyung Supriadi dari desa Wonorejo, Gending, Sanden, Bantul, Yogyakarta, yang melakukan perkawinan padi rojolele dengan pandanwangi sehingga menghasilkan padi yang diberi nama Super Toy HL-2, yang diklaim mampu menghasilkan gabah hingga 15 ton per ha. Tidak hanya itu, katanya padi jenis ini tidak perlu ditanam ulang pada panen ke dua dan ke tiga. Wah hebat donk!

Continue Reading »

Kamis, 29 September 2008 saya dlam perjalanan pulang kampung dengan kereta api ekonomi. Maklum ekonomi sedang pas-pasan. Dalam perjalanan tersebut, penumpang sebelah saya sedari tadi uring-uringan (marah-marah sendiri). Kemudian saya tanya apa sebabnya dia marah-marah? Ternyata penyebabnya adalah karena dia tidak mendapatkan paspor pelaut. Padahal sudah dua bulan dia mengurusnya, hingga sekarang belum juga mendapatkan. Padahal dia sudah mendapatkan panggilan dari perusahaan pelayaran berkali-kali. Bahkan ini adalah minggu terakhir kesempatan dia untuk berangkat. Kalau dalam minggu ini paspor pelaut (siemen pelaut) belum didapatkannya maka batallah kesempatan untuk bekerja kembali ke Taiwan.

Usut punya usut ternyata menurut dia, buku siemen pelaut ini ternyata sudah tidak dikeluarkan lagi oleh Departemen Perhubungan sejak dua bulan yang lalu. Walaupun demikian menurut dia buku ini masih bisa didapatkan dengan “syarat tertentu”. Namun sejak 2 minggu yang lalu, ‘siemen book’ ini sudah tidak ada sama sekali. Menurut teman saya tadi, barangkli ada ribuan pekerja yang mungkin tidak jadi berangkt, lantaran tidak punya siemen book ini. Masih menurut temen saya tadi, Departemen Perhubungan, yang berkompeten mengeluarkan siemen book, ternyata hingga saat ini belum mengeluarkan/ menerbitkan siemen book lagi. Belum jelas alasannya.

Saya heran, sekali dengan peristiwa ini. Disaat kegiatan ekonomi negara ini masih lemah. Dimana dinegeri ini masih banyak tenaga kerja yang menganggur. Mengapa hambatan sekecil itu belum bisa diatasai? Apa susahnya mencetak ‘siemen book’. Apakah pimpinan departemen ini tahu bahwa para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) sangat membantu PEREKONOMIAN negara ini. Apakah dia tahu dengan semakin banyak TKI maka akan semakin banyak pula devisa yang akan dibawanya ke Indonesia, sehingga akan membawa kemakmuran masyarakat yang lain? Mengapa hanya untuk mencetak Siemen Book saja perlu waktu berbulan-bulan? Inikah realita yang menggambarkan Departemen kita pada umumnya?

Saya jadi ingat ketika saudara saya yang sedang kuliah di Administrasi Niaga D3. Pada waktu praktek kerja, dia di minta untuk mencari informasi mengenai pariwisata ke berbagai negara. Tanpa diduga, setelah dia menyurati by email ke negara yang bersangkutan, hanya dalam waktu dua hari, dia mendapatkan segala informasi yang diperlukan. Bahkan menurut dia, informasi yang diperolehnya sangat eksklusiv, dikirim dalam sampul kedap air. Sungguh mengherankan! Padahal itu hanya sekedar permintaan informasi, yang tidak langsung mempengaruhi hajat hidup orang lain! Bagaimana pula dengan yang menyangkut hajat hidup orang lain? Pasti lebih sigap lagi!

Coba bandingkan dengan peristiwa yang terjadi di Departemen Perhubungan kita.